BAGAIMANA TUHAN MEMIMPIN DALAM HUBUNGAN BERPACARAN

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you

Hai sobat Muda, bicara soal hubungan pacaran merupakan topik yang sepertinya tidak pernah ada habisnya. Ada yang masih bingung dan bergumul saat usia sudah menginjak dewasa, tetapi belum juga menemukan sosok yang tepat untuk dijadikan pacar hingga akhirnya mau tidak mau menyandang status “jomblo”dan itu menimbulkan beban dan problematika tersendiri dalam pergaulan masa kini. Namun di antara mereka yang sudah menjalin hubungan berpacaran, tidak sedikit yang mengalami kesulitan dalam membangun sebuah hubungan pacaran yang berbasis “cinta sejati”. Ada yang memilih “putus” di tengah jalan terus mencoba menjalin hubungan baru dengan yang lain, kemudian gagal lagi dan terus mencobanya lagi. Ada juga yang berusaha mempertahankannya tetapi tidak jelas motif dan tujuannya. Sebaliknya ada yang bersikap apatis terhadap sebuah hubungan pacaran karena faktor pengalaman yang buruk saat berpacaran, misalnya saja sang pacar punya PIL (Pria Idaman Lain) atau WIL (Wanita Idaman Lain) atau tidak mendapat dukungan bahkan pertentangan dari keluarga.
Dengan berbagai dilema yang terjadi dalam hubungan pacaran bagaimana cara kita mengetahui arti sesungguhnya “hubungan pacaran” ? Mengapa harus melibatkan Tuhan dalam hubungan berpacaran? Dan bagaimana Tuhan memimpin dalam hubungan berpacaran? Sebagai kaula muda yang hidup dalam pengakuan iman pada Kristus maka kita dapat menemukan jawabannya dalam terang Firman Tuhan.
Pacaran dan Alkitab
Bila kita membaca Alkitab maka kita tidak menemukan istilah “pacaran”, yang ada hanyalah istilah tunangan dan pernikahan/perkawinan. Sebelum Yusuf dan Maria, ibu Yesus resmi menikah, mereka terlebih dahulu menjalani tahap pertunangan (Matius 1:18). Setelah masa penciptaan, Tuhan memberkati pernikahan sepasang anak manusia untuk pertama kalinya kemudian diperintahkan untuk menjalankan misi dari Tuhan yaitu ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak… berkuasalah atas atasi ikan-ikan…”. (Kejadian 1:28).
Tidak ada penekanan khusus tentang “hubungan pacaran”, bukan berarti hubungan pacaran menjadi sesuatu yang tidak penting. Hubungan pacaran akan menjadi sesuatu yang penting bila memahami rencana Tuhan dan bersedia terlibat dalam rencana Tuhan. Sebaliknya pacaran tanpa melibatkan Tuhan maka akan diperhadapkan pada kesia-siaan. Ada syarat Alkitabiah yang harus/mutlak dipenuhi dalam memilih pasangan (pacar):
1. Laki-laki dan Perempuan
“Maka Tuhan menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Tuhan diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan… Tuhan memberkati mereka…” (Kejadian 1:27-28).
Tuhan hanya mengakui dua jenis kelamin manusia sebagai syarat menjalin hubungan suami isteri.
2. Satu Iman
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya…” (2 Kor 6:14)
“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dengan dia”
Kriteria yang lain ditentukan oleh kita sendiri bagaimana dan dengan siapa kita menjaling hubungan. Tuhan memberi kebebasan untuk memilih pasangan (free will). Jadi istilah jodoh di tangan Tuhan, tidak sepenuhnya benar. Tetapi sangatlah perlu memohon hikmat dari Tuhan dalam mempertimbangkan pasangan yang hendak dipilih.
Bagaimana Tuhan memimpin dalam Hubungan Pacaran
Kedua kriteria di atas merupakan dasar utama dalam menjalani hubungan pacaran sesuai dengan kehendak Tuhan. Proses selanjutnya adalah melibatkan Tuhan memimpin hubungan pacaran.
Cinta dalam hubungan antar lawan jenis akan menyiapkan diri menjadi pasangan untuk belajar saling memberi dan menerima, saling menghargai satu dengan yang lain. Erich Form dalam bukunya The Art of Loving mengatakan,”Untuk melaksanakan unsur cinta yang sesungguhnya, tidak cukup hanya bermodalkan perasaan (cinta emosional), tetapi dibutuhkan kesadaran penuh, bahkan penalaran (cinta rasional).”
Dikatakan bahwa ada empat unsur cinta:
-care (kepedulian)
-responbility (tanggung jawab)
-respect (sikap hormat)
-knowledge (kesediaan mengenal serta menerima apa adanya)
Karena perkawinan Kristen berlangsung sekali seumur hidup, dan sampai maut memisahkan kedua belah pihak, maka keberadaan cinta harus dipastikan di antara keduanya. Setelah mamahami arti cinta maka ada beberapa alasan untuk berkencan atau pacaran yaitu:
-Pengenalan
mengenal sifat, kebiasaan, kelebihan dan kelemahannya
-Komunikasi
belajar mengembangkan kemampuan berkomunikasi
-Akitivitas rohani
mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai pasangan dan mencari tahu tentang apa yang Tuhan kehendaki dari hubungan itu
-Keterbukaan
belajar terbuka dan berbagi persaaan sebagai latihan untuk menghadapi masalah
-Hubungan timbal balik
belajar untuk saling memberi dan menerima termasuk kelemahannya
-Saling membangun
saling mendukung dan menguatkan untuk pertumbuhan menjadi lebih dewasa (1 Tes 5:11)
-Kebersamaan
menikmati kebersamaan dengan orang yang dikasihi
Catatan tentang seks di luar perkawinan
Dalam Alkitab tertulis bahwa hubungan seks hanya dibenarkan di dalam pernikahan yang sudah diberkati oleh Tuhan. Jika terjadi di luar pernikahan maka hal itu tergolong dosa perzinahan atau percabulan (Roma 1:26-27; I Kor 7:2); Ibr 13:4). Bentuk lain yang harus diwaspadai dalam berpacaran adalah menjauhkan diri dari tindakan ransangan seksual baik bagi diri sendiri maupun pasangannya (Mat 5:27-28).
Tuhan Yesus memberkati

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN TANPA IKATAN

ORANG MUDA SIAP MELAYANI

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN