HUBUNGAN TANPA IKATAN

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you

Hubungan tanpa ikatan atau yang biasa disingkat HTI ini merupakan suatu hal yang sekarang ini banyak terjadi. Istilah lain untuk HTI adalah TTM (teman tapi mesra) atau HTS (hubungan tanpa status).

HTI, TTM, atau HTS ini merupakan hal yang kalau dipikir-pikir memang sedikit aneh. Suatu hubungan berpacaran, jelas memiliki tujuan yang akan dicapai. Jika memang kedua orang yang berpacaran telah memiliki kesepakatan bahwa mereka akan menikah, maka berakhirlah masa berpacaran mereka menuju suatu tahap baru dalam hidup mereka: pernikahan.

Hanya saja, jika kemudian HTI, TTM, atau HTS ini yang terjadi, jangankan untuk mencapai pernikahan, untuk menentukan itu adalah suatu hubungan berpacaran atau tidak saja sulit dikatakan.

Dalam Kitab Amos dikatakan: berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Tanpa suatu kesepakatan, jelas akan menimbulkan banyak kebingungan dalam menjalani hubungan itu. Bahkan juga tidak jelas hal yang dijalani merupakan suatu hubungan pacaran atau pertemanan.

Jika suatu hubungan jelas sifatnya, tentu saja setiap pihak yang terlibat di dalamnya akan lebih mudah untuk menentukan sikapnya. Dengan kejelasan yang ada, seseorang juga akan lebih dapat menentukan arah hubungannya.

Jika suatu hubungan adalah jelas pertemanan, tentu saja setiap pihak yang terlibat bisa memikirkan untuk menjalin hubungan pacaran dengan orang lain. Sebaliknya jika itu adalah hubungan berpacaran, jelas hal itu tidak bisa dilakukan.

Kondisi HTI, TTM, atau HTS ini menyulitkan bagi kedua belah pihak yang terlibat untuk menentukan langkah yang harus diambilnya. Bagaimana jika kedua belah pihak yang terlibat memang tidak memikirkan untuk berhubungan secara serius?

Tidak memikirkan untuk berhubungan secara serius artinya hubungan itu tidak ditujukan sebagai sarana untuk mencapai pernikahan. Jadi memang tidak ada komitmen dan kesepakatan seperti lazimnya dalam suatu hubungan pacaran, jelas hubungan itu tidak dapat dikatakan sebagai suatu hubungan berpacaran.

Lalu kalau memang bukan hubungan berpacaran, tapi memiliki kemiripan dengan pacaran maka sesungguhnya hal tersebut merupakan suatu kesia-siaan belaka. Mengapa demikian? Sesuatu yang memang tidak jelas tujuannya, bahkan tidak ada tujuannya, pada akhirnya hanya akan menyakitkan pihak yang terlibat.

Hal yang menarik akan terjadi saat salah satu pihak tertarik pada orang lain. Saat itu pihak yang satunya tidak dapat berkeberatan akan hal itu karena memang tidak ada komitmen yang terbentuk, tidak ada persetujuan bahwa itu adalah suatu hubungan pacaran. Sementara perasaan, waktu, pikiran yang telah dicurahkan adalah seperti layaknya dalam sebuah hubungan pacaran. Kesia-siaan, sungguh suatu kesia-siaan.

Jika hanya ingin mencari seseorang yang dapat mengerti, seseorang yang dapat mendengarkan, seseorang yang dapat disayangi; hal itu dapat dilakukan pada seorang sahabat. Jadi sungguh-sungguh mengasihi sahabat secara tulus tanpa embel-embel apapun.

Saya sungguh mengerti bahwa kebutuhan untuk mengasihi dan dikasihi adalah kebutuhan yang termasuk sebagai kebutuhan mendasar bagi setiap orang. Hanya saja, berpacaran itu merupakan suatu proses yang tidak dapat dipaksakan.

Jika memang belum waktu yang tepat dan bukan dengan orang yang tepat, lalu dipaksakan untuk seolah-olah berpacaran (hal yang disebut sebagai HTI, TTM, atau HTS itu tadi), pada akhirnya akan membawa pada hal yang tidak baik pula pada akhirnya. Memang tidak menutup kemungkinan bahwa HTI, TTM, atau HTS ini dapat menjadi suatu hubungan berpacaran juga pada akhirnya.

Jika memang kedua belah pihak yang terlibat memang menyadari bahwa mereka tepat untuk berpacaran, ini memang baik. Dengan demikian ketidakjelasan yang ada dapat dihilangkan dan dapat menempuh tujuan yang lebih pasti yaitu pernikahan.

Hanya saja kalau mau dipikirkan lagi, dalam HTI, TTM, atau HTS itu jika memang pihak yang terlibat seolah-olah sudah seperti berpacaran padahal tidak ada kesepakatan mengenai hal itu, berarti sudah mencurahkan perasaan, pikiran, dan usahanya untuk membuat hal itu seperti hubungan berpacaran pada umumnya.

Jadi kebutuhan akan mengasihi dan dikasihi, orang yang mendengarkan, orang yang mengerti, orang yang menemani, dll itu sudah terpenuhi; kemungkinan besar akan sulit dari HTI, TTM, atau HTS yang sudah berjalan sekian lama untuk beralih ke hubungan pacaran pada umumnya. Perkecualian adalah jika memang baru berjalan dalam waktu relatif singkat.

Mengapa demikian? Bila tanpa komitmen pun ternyata kebutuhan yang ada itu sudah terpenuhi, maka untuk apa lagi komitmen bukan? Oleh karena itu sangat masuk akal bahwa dari HTI, TTM, atau HTS yang sudah berjalan lama sulit beralih ke hubungan pacaran yang sesungguhnya.

Siapa tahu akan ada yang mengajukan pertanyaan demikian: jika memang kebutuhan yang ada telah terpenuhi, lalu untuk apa komitmen? Bukankah lebih baik jika menjalani semuanya dengan ringan-ringan saja? Bukankah akan lebih menyenangkan jika dijaga tetap demikian?

Di satu sisi kedengarannya hal itu benar. Hanya saja hal itu berlaku jika segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Dalam hubungan antara dua orang yang cukup akrab, entah itu hubungan persahabatan, pacaran, atau hubungan yang lainnya; sangat wajar timbul konflik.

Pada saat konflik terjadi, tanpa komitmen apakah suatu hubungan akan tetap berjalan baik-baik saja? Lagipula tanpa komitmen, tanpa kesepakatan, akan dibawa kemanakah suatu hubungan?

Contoh yang paling mudah adalah pada saat munculnya orang ketiga dalam hubungan. Dalam HTI, TTM, atau HTS ini, apakah kedua belah pihak akan tetap bersama? Bukankah dengan mudahnya untuk memisahkan diri supaya dapat bersama dengan orang ketiga ini?

Dalam hidup ini sudah banyak ketidakpastian yang terjadi. Jadi tidak perlu ditambah lagi dengan satu ketidakpastian yang diakibatkan oleh pilihan Anda. Menjadi lajang itu memiliki kesenangan dan kesusahannya tersendiri, begitu juga memiliki pasangan. Hanya saja jangan memilih untuk berada di antara keduanya dengan keputusan Anda untuk ber-HTI, TTM atau HTS.

Tuhan Yesus memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ORANG MUDA SIAP MELAYANI

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN