KECANTIKAN DAN KEMAPANAN

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you

Pria jatuh cinta pada wanita cantik, sementara wanita jatuh cinta pada pria mapan. Sebenarnya istilah jatuh cinta di sini adalah keliru. Bisa dikatakan bahwa hal itu hanyalah suatu mitos.

Istilah jatuh cinta di sana seharusnya digantikan dengan kata ketertarikan. Mengapa hal tersebut adalah mitos jatuh cinta? Karena sebenarnya cinta itu bukan masalah kecantikan atau kemapanan.

Mari kita lihat dalam 1 Korintus. Cinta adalah: “Sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”

Jadi tidak ada yang namanya jatuh cinta. Apalagi kalau dikatakan jatuh cinta kepada wanita cantik atau jatuh cinta kepada pria mapan. Itu sama sekali tidak benar. Jika mau ditelaah lebih jauh, cinta merupakan tindakan.

Seluruh aspek cinta adalah tindakan. Kata-kata sifat yang disebut di atas sebagai aspek cinta, walaupun ditulis dalam bentuk kata sifat tapi pada dasarnya dapat dideteksi dalam bentuk tindakan yang dilakukan.

Sangat menarik bahwa tidak ada satupun kata mengenai cantik atau mapan. Lebih lanjut lagi, tidak ada kata-kata lain yang menyangkut kategori. Misalnya saja: pintar, humoris, romantis, dan lain-lain.

Kalau demikian, sebenarnya selama ini terjadi kesalahpahaman mengenai cinta dan ketertarikan. Cinta merupakan proses. Cinta itu bertumbuh. Cinta tidak berupa perasaan sesungguhnya, tetapi lebih merupakan keputusan.

Kembali merupakan mitos jika dikatakan sudah tidak merasa cinta lagi. Itu adalah kekeliruan. Jika cinta hanya berupa perasaan, sungguh sangat sulit untuk mempertahankan hubungan berpacaran, lebih-lebih lagi hubungan pernikahan.

Cinta berupa tindakan. Tindakan timbul karena keputusan. Keputusan diambil karena berdasarkan pemikiran dan ketetapan hati. Pemikiran dan ketetapan hati pada akhirnya akan mempengaruhi perasaan.

Kalau mau dipikir-pikir, mengapa pria umumnya tertarik pada kecantikan dan wanita kepada kemapanan? Hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan masing-masing pria dan wanita.

Pria memiliki kebutuhan untuk dihormati dan dihargai. Memiliki pasangan yang cantik dalam pandangan umum membuat pria merasa semakin dihargai. Padahal dalam kenyataannya sang wanita cantik ataupun tidak, hal itu tidak akan menambah atau mengurangi rasa penghargaan seseorang kepada pria tersebut.

Hanya saja karena sudah begitu tertanam dalam diri pada kebanyakan pria bahwa memiliki pasangan cantik itu adalah meningkatkan nilai dirinya, hal ini membuat suatu mitos lagi dalam urusan cinta ini. Bahwa seorang pria yang mendapatkan pasangan wanita cantik itu hebat.

Hal yang sama juga berlaku untuk wanita yang memiliki kebutuhan untuk merasa aman. Kemapanan pria dapat memenuhi kebutuhannya akan rasa aman. Padahal dalam kenyataannya rasa aman yang sejati itu letaknya di dalam diri wanita itu sendiri; bukan di luar dirinya, apalagi dalam bentuk kemapanan seorang pria.

Rasa aman yang sejati hanya bisa diperoleh dari Tuhan. Jika seorang wanita sudah sungguh-sungguh bisa menerima dirinya, mengasihi dirinya, juga mengasihi Tuhan; ia akan merasa aman. Cinta bukan sebuah perasaan melainkan sebuah keputusan. Tuhan Yesus memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN TANPA IKATAN

ORANG MUDA SIAP MELAYANI

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN