HANYA SEBUAH SENTUHAN

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you
Baca: Matius 8:1-4 | Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-Raja 12–13 ; Lukas 22:1-20

Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu. —Matius 8:3

Kiley tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk pergi ke sebuah daerah terpencil di Afrika Timur guna membantu pelayanan medis di sana. Ia sempat ragu karena menyadari bahwa ia tidak mempunyai pengalaman medis apa pun. Namun, ia masih bisa menolong dengan memberikan perawatan dasar.

Di sana, ia bertemu dengan seorang wanita yang menderita suatu penyakit parah yang masih dapat diobati. Walau sempat merasa jijik saat melihat luka di kaki wanita itu, Kiley tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu. Wanita itu mulai menangis saat Kiley membersihkan dan membalut kakinya. Karena cemas, Kiley bertanya apakah ia telah menyakiti wanita itu. “Tidak,” jawab wanita itu. “Ini pertama kalinya ada orang menyentuhku dalam sembilan tahun.”
Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu. —Matius 8:3

Kusta adalah jenis penyakit lain yang dapat membuat orang merasa jijik terhadap penderitanya. Budaya Yahudi kuno memiliki pedoman yang ketat untuk mencegah penyebaran penyakit kusta. Hukum Taurat menyatakan, “Ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan” (Im. 13:46).

Itulah mengapa sungguh luar biasa ketika seorang penderita kusta mendekati Yesus dan mengatakan, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku” (Mat. 8:2). Kemudian “Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: ‘Aku mau, jadilah engkau tahir’” (ay.3).

Dengan menyentuh kaki penuh luka dari wanita yang kesepian itu, Kiley menunjukkan kasih Yesus yang tak kenal takut dan mau merengkuh sesama. Itulah dampak dari sebuah sentuhan.
Tuhan, kami ingin menunjukkan kasih yang tak kenal takut seperti yang Engkau tunjukkan saat Engkau dahulu hidup di atas bumi.
Dampak apa yang akan kita berikan jika kita mengatasi rasa takut dan menyerahkan diri kita kepada Allah untuk dipakai-Nya? Bagikan dengan pembaca lainnya di facebook.com/SantapanRohani.
WAWASAN:
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya bila semua orang tidak ingin dekat-dekat apalagi menyentuh Anda? Atau, apakah Anda adalah orang yang sangat mengerti rasanya dijauhi seperti penyakit menular, entah dari pengalaman pribadi atau pengalaman pedih seseorang yang Anda kasihi? Kalau Anda pernah merasakan sakitnya dikucilkan, kemungkinan Anda bisa berempati terhadap penderita kusta yang memohon belas kasihan Yesus. Sepanjang hidupnya, pria ini tidak bisa memiliki hubungan-hubungan yang normal di tengah masyarakat. Menurut aturan pada masa itu, “Orang yang sakit kusta … harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia … harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya” (Imamat 13:45-46).

Namun, pengasingan sosial seperti itu bukanlah pengalaman yang terburuk. Di abad pertama, orang Israel menganggap penderita kusta sebagai orang yang ditolak oleh Allah. Jadi, uluran tangan Yesus kepada orang yang tidak punya harapan dan mungkin sudah bertahun-tahun tidak merasakan sentuhan manusia itu sungguh luar biasa artinya. Setiap kali Yesus mengadakan mukjizat kesembuhan, Dia membuktikan bahwa perkataan-Nya bisa dipercaya. Kepada mereka yang sudah putus asa, menderita, dan bahkan dijauhi semua orang, Yesus memperlihatkan bahwa Allah mengenal dan mengasihi mereka.—Mart DeHaan

Ditulis Oleh Tim Gustafson
Sumber : Our Daily Bread Ministries

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN TANPA IKATAN

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN