MEMBELA ALLAH

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you
Baca: Lukas 9:51-56 | Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 19–21 ; Yohanes 8:1-27

Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. —Amsal 15:1

Stiker-stiker bernada kebencian terhadap Allah yang ditempel pada bumper sebuah mobil telah menarik perhatian seorang dosen. Dosen yang dahulu ateis itu berpikir bahwa mungkin saja pemilik mobil itu bermaksud menyulut kemarahan orang Kristen. “Kemarahan orang Kristen justru membuat orang ateis membenarkan pandangan ateisnya,” jelas sang dosen. Ia pun memperingatkan, “Sayangnya, orang ateis itu sering kali berhasil mencapai tujuannya.”

Ia teringat pada perhatian seorang sahabat Kristen yang dahulu mendorongnya untuk mempertimbangkan kebenaran tentang Kristus. Sahabatnya menyampaikan kebenaran itu dengan “perasaan mendesak tetapi tanpa kemarahan sedikit pun”. Ia tidak pernah lupa pada tulusnya sikap hormat dan kebaikan yang diterimanya dari sang sahabat saat itu.
Cara terbaik membela Yesus: Jalani hidup seperti Dia menjalaninya.

Orang Kristen sering tersinggung ketika ada pihak-pihak yang menolak Yesus. Namun, bagaimana Yesus sendiri menanggapi penolakan itu? Yesus terus-menerus menghadapi ancaman dan kebencian, tetapi Dia tidak tersinggung ketika ada yang meragukan identitas-Nya. Pada waktu sebuah desa menolak menerima-Nya, Yakobus dan Yohanes ingin membalas perbuatan mereka. Mereka bertanya, “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” (Luk. 9:54). Yesus tidak menghendaki itu dan Dia “berpaling dan menegor mereka” (ay.55). Lagi pula, “Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yoh. 3:17).

Mungkin kita terkejut saat menyadari bahwa Allah tidak memerlukan pembelaan dari kita. Dia justru ingin kita mewakili-Nya! Itu membutuhkan kesabaran, kerja keras, pengendalian diri, dan kasih.
Tuhan, saat kami menghadapi kebencian, tolong kami untuk tidak membenci, melainkan merespons seperti Anak-Mu: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Lukas 23:34
Cara terbaik membela Yesus: Jalani hidup seperti Dia menjalaninya.

WAWASAN:

Lukas 9:51 mencatat, “Yesus … mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem.” Meski tahu akan menghadapi perlawanan yang makin keras di sana, Yesus dengan sengaja pergi ke Yerusalem karena komitmen-Nya untuk mati di kayu salib demi menebus kita. Yakobus dan Yohanes memahami situasi yang menentang Guru mereka dengan benar, tetapi keliru menanggapinya dengan sikap yang ingin balas menghukum. Kemungkinan besar mereka membayangkan api yang turun dari langit atas perintah nabi Elia (2 Raja-Raja 1:10-12) dan api yang turun untuk menghukum penduduk Sodom dan Gomora (Kejadian 19). Mereka tidak mengerti bahwa kebenaran-kebenaran yang dinyatakan Yesus harus diterima dan ditaati manusia tanpa paksaan atau ancaman.

Seorang teolog dengan bijak berkata, “Allah itu Pribadi yang sangat terhormat dan tidak akan melanggar kehendak bebas kita.” Waktu penghakiman yang pasti datang sudah ditetapkan jadwalnya dalam kalender Allah. Sebelum waktu itu tiba, setiap manusia yang mendengar Injil punya kebebasan untuk mempercayai atau menolaknya. Allah “sabar terhadap [kita],” demikian rasul Petrus menulis, “karena Dia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Petrus 3:9).

Bagaimana Anda dengan setia dan penuh kasih karunia dapat memancarkan terang Injil hari ini, apa pun tanggapan yang diberikan orang? —Dennis Fisher

DitulisOleh Tim Gustafson
Sumber : Our Daily Bread Ministris

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN TANPA IKATAN

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN