MENJAMAH SESEORANG

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you
Baca: Lukas 5:12-16 | Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 23–24 ; Lukas 19:1-27

Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu. —Lukas 5:13

Para penumpang dalam kereta Canadian Metro menyaksikan sebuah peristiwa menegangkan yang berakhir dengan mengharukan. Mereka melihat seorang wanita berusia 70 tahun mengulurkan tangannya dan menjamah dengan lembut seorang pemuda yang sempat berteriak-teriak dan mengumpat hingga membuat khawatir penumpang lainnya. Kebaikan wanita tua itu dapat menenangkan si pemuda yang akhirnya rebah ke lantai kereta dengan berderai air mata. Anak muda itu berkata, “Terima kasih, Nek,” lalu berdiri dan pergi dari sana. Wanita tua itu mengakui bahwa ia sebenarnya takut. Namun, ia berkata, “Saya seorang ibu dan anak muda itu butuh sentuhan seseorang.” Mungkin lebih bijak baginya untuk menjaga jarak, tetapi wanita itu memilih untuk mengambil risiko dengan menunjukkan kasih kepada si pemuda.

Yesus memahami belas kasihan semacam itu. Dia mengesampingkan rasa takut orang banyak saat melihat seorang laki-laki yang tubuhnya penuh kusta muncul dan memohon untuk disembuhkan. Yesus juga berkuasa, tidak seperti para pemimpin agama yang tidak sanggup menolong dan yang mungkin hanya dapat mengutuk orang kusta karena membawa penyakitnya masuk ke desa (Im. 13:45-46). Sebaliknya, Tuhan Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menjamah seseorang yang mungkin belum pernah disentuh oleh siapa pun selama bertahun-tahun, lalu menyembuhkannya.
Tidak ada orang yang terlampau najis atau berdosa untuk dijamah oleh Yesus.

Syukurlah, demi laki-laki itu dan demi kita, Yesus datang untuk memberikan apa yang tidak dapat diberikan oleh hukum mana pun, yakni jamahan tangan dan hati-Nya.
Bapa di surga, tolonglah kami untuk melihat diri kami dan satu sama lain seperti penderita kusta itu—dan dari sudut pandang Anak-Mu yang dengan penuh belas kasihan menjamah dan menyembuhkannya.
Tidak ada orang yang terlampau najis atau berdosa untuk dijamah oleh Yesus.

WAWASAN: 

Penyembuhan penderita kusta ini akan memiliki arti yang sangat penting untuk orang banyak. Kusta merupakan masalah besar di Israel pada abad pertama, dan ada proses yang telah digariskan dengan jelas untuk diagnosis dan perlakuan terhadap penderitanya (Im. 13:38-39). Masuk akal jika kita bertanya: Mengapa penderita kusta pergi menemui imam dan bukan tabib? Bagi orang Israel, kusta tidak hanya penyakit fisik yang mematikan. Kusta dipandang sebagai hukuman ilahi atas dosa—penyakit fisik yang disebabkan oleh masalah rohani. Karena masalah rohani dianggap sebagai penyebab penyakit kusta, imam akan mendiagnosis penyakitnya, dan jika seseorang terjangkit kusta, imam akan menjatuhkan keputusan yang dianggap pantas: penderita harus dipisahkan dari keluarga, rumah, masyarakat, dan kehidupan ibadah bangsanya. Yesus, Sang Rabi Agung dari Nazaret, tidak hanya menyembuhkan penderita kusta di sini dari penyakitnya, tetapi dengan menjamahnya, Dia menyambutnya kembali ke tengah masyarakat.

Hari ini, Yesus masih menyambut orang-orang yang terbuang. Siapakah yang bisa Anda sambut hari ini? —Bill Crowder

Ditulis Oleh Mart DeHaan
Sumber : Our Daily Bread Ministries.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN TANPA IKATAN

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN