HARI UNTUK BERISTIRAHAT

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you
Baca: Keluaran 23:10-13 | Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 36–37 ; Kisah Para Rasul 15:22-41
Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada hari ketujuh haruslah engkau berhenti. —Keluaran 23:12

Pada suatu hari Minggu, saya berdiri di tepi aliran sungai yang bergemericik dan mengalir berkelok melintasi wilayah kami di London bagian utara. Saya menikmati keindahan sungai itu di tengah wilayah yang penuh dengan bangunan ini. Saya merasa begitu santai saat mendengar deru aliran air dan kicauan burung-burung. Saya pun terdiam sejenak untuk bersyukur kepada Tuhan karena Dia telah menolong kita mengalami keteduhan bagi jiwa kita.

Tuhan menetapkan adanya hari Sabat—waktu untuk beristirahat dan disegarkan kembali—bagi umat-Nya karena Dia ingin mereka terus bertumbuh. Seperti tertulis di kitab Keluaran, Dia memerintahkan mereka membajak ladang selama enam tahun dan berhenti untuk sementara waktu pada tahun ketujuh. Umat Israel juga diperintahkan untuk bekerja selama enam hari dan beristirahat di hari ketujuh. Cara hidup yang ditetapkan Tuhan itu membedakan umat Israel dari bangsa-bangsa lain, karena aturan itu tidak hanya ditujukan bagi mereka, tetapi juga boleh diikuti oleh orang asing dan para budak di rumah mereka.
Dalam iman dan pelayanan, beristirahat sama pentingnya dengan bekerja.

Kita dapat menyambut hari untuk beristirahat itu dengan penuh penantian dan cara yang kreatif. Kita diberi kesempatan untuk beribadah dan melakukan sesuatu yang menyegarkan jiwa kita. Sejumlah orang menggunakan waktunya untuk bermain; ada yang berkebun; yang lain makan bersama teman dan keluarga; dan ada pula yang memilih untuk tidur siang.

Jika selama ini Anda terlalu sibuk, apa yang harus Anda lakukan untuk menemukan kembali keindahan dan kelimpahan dari satu hari yang disisihkan untuk beristirahat?
Tuhan Allah, kami menemukan perteduhan kami di dalam-Mu. Terima kasih karena Engkau telah menciptakan kami untuk bekerja dan juga beristirahat. Tolonglah kami menemukan ritme yang tepat dan seimbang bagi hidup kami.
Dalam iman dan pelayanan, beristirahat sama pentingnya dengan bekerja.Oleh Amy Boucher Pye

WAWASAN:
Kenyataan bahwa kita membutuhkan istirahat dikuatkan oleh undangan Yesus dalam Matius 11:28-30, “Marilah kepada-Ku, semua yang lebih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

Yesus berbicara tentang beban-beban hidup dan apa yang telah disediakan-Nya untuk memenuhi kebutuhan kita (Dia memberi kuk yang enak dan beban yang ringan)—ini berita yang baik. Namun, perhatikan bahwa istirahat yang ditawarkan-Nya tidak didapatkan dengan sekadar menghentikan kegiatan atau melepaskan diri dari tanggung jawab. Istirahat itu didapatkan ketika kita secara aktif mencari hadirat Allah dan rancangan-Nya yang memenuhi kebutuhan kita. Yesus berbicara tentang istirahat bagi “jiwa”, artinya jauh lebih dari sekadar raga yang rileks. Ini adalah istirahat yang akan menyegarkan kembali roh kita, memulihkan batin kita yang terdalam. Allah menetapkan hari Sabat untuk tujuan ini—memberikan istirahat yang menyegarkan hati dan memulihkan roh kita.
—Bill Crowder

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN TANPA IKATAN

ORANG MUDA SIAP MELAYANI

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN