MENANGIS BERSAMA

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you
Baca: Kisah Para Rasul 7:54– 8:2 | Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 1–2 ; 1 Korintus 16

Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. —Kisah Para Rasul 8:2

Pada tahun 2002, beberapa bulan setelah saudari saya, Martha, dan suaminya, Jim, meninggal dunia dalam kecelakaan, seorang teman mengundang saya mengikuti lokakarya “Growing Through Grief” (Bertumbuh Melalui Dukacita) di gereja kami. Meski enggan, saya pergi menghadiri pertemuan pertama tetapi tidak bermaksud untuk hadir dalam pertemuan selanjutnya. Namun di luar dugaan, di sana saya menemukan sebuah komunitas yang penuh perhatian dan berusaha menerima rasa kehilangan yang besar dalam hidup mereka dengan mengandalkan pertolongan Allah dan sesama. Itulah yang membuat saya mau terus hadir minggu demi minggu sembari saya juga berusaha menerima keadaan dan mengalami damai sejahtera dengan saling berbagi dukacita di antara kami.

Seperti kepergian yang mendadak dari seseorang yang kita kasihi, kematian Stefanus, saksi Tuhan yang sangat berapi-api, tentu mengagetkan dan mendukakan jemaat di gereja mula-mula (Kis. 7:57-60). Di masa penganiayaan itu, “Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat” (8:2). Mereka melakukan dua hal bersama: Menguburkan Stefanus sebagai ungkapan rasa kehilangan dan penghormatan terakhir mereka, dan meratapinya dengan sangat sebagai ungkapan dukacita bersama.
Berduka bersama orang lain akan menolong pemulihan hati kita.

Sebagai pengikut Yesus, kita tidak perlu menangisi kehilangan kita seorang diri. Dengan ketulusan dan kasih, kita dapat menjangkau orang lain yang sedang berduka, dan dengan rendah hati kita dapat menerima perhatian dari orang-orang yang mendampingi kita di masa kedukaan.

Ketika kita menangis dan berduka bersama, kita dapat semakin menerima dan mengalami damai sejahtera di dalam Yesus Kristus, yang mengetahui kepedihan kita yang terdalam.
Bapa di surga, tolonglah kami untuk “menangis dengan orang yang menangis” dan bersama-sama bertumbuh dalam kasih-Mu yang menyembuhkan.
Berduka bersama orang lain akan menolong pemulihan hati kita.Oleh David C. McCasland | Lihat Penulis Lain

WAWASAN
Stefanus adalah salah satu dari tujuh orang yang terkenal penuh Roh dan hikmat, yang dipilih untuk melayani kebutuhan khusus dalam jemaat mula-mula. Bagian yang kita baca hari ini memunculkan sejumlah pertanyaan menarik. Apakah Stefanus menghadapi Mahkamah Agama sendirian? Apakah teman-teman sepelayanannya juga ada di sana? Di mana mereka saat Stefanus dirajam?

Jemaat yang berduka dan menguburkan Stefanus dapat saling menghibur dan menguatkan. Stefanus pun tidak sendirian—ia dihibur dan dikuatkan oleh Yesus sendiri. Ia berkata,: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah” (Kisah Para Rasul 7:56). Stefanus dianugerahi penglihatan akan Yesus pada saat ia sangat butuh dikuatkan.

Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian dan sebagai pengikut-Nya, kita memiliki hak istimewa mewakili Yesus untuk menghibur dan menguatkan sesama di sekitar kita. Siapa yang sedang membutuhkan dukungan Anda hari ini?—J.R.Hudberg

Sumber : ODB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN TANPA IKATAN

ORANG MUDA SIAP MELAYANI

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN