MENGENDALIKAN AMARAH

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you
Baca: Efesus 4:15, 26-32 | Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 25–26 ; 2 Korintus 9

Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. —Efesus 4:26

Saat saya sedang makan malam dengan seorang teman, ia mengungkapkan perasaan frustrasinya terhadap salah seorang kerabatnya. Awalnya teman saya enggan mengatakan apa pun kepada orang itu tentang kebiasaannya yang menjengkelkan atau sikapnya yang suka mengejek. Ketika akhirnya teman saya mencoba untuk menegur kerabatnya tentang masalah itu, orang itu justru membalas dengan kata-kata kasar. Teman saya pun marah besar terhadapnya. Keduanya tidak mau mengalah dan hubungan di antara mereka pun retak.

Saya memahami sikapnya karena saya pun bergumul dengan kemarahan. Saya juga sulit menegur seseorang. Jika ada teman atau kerabat mengucapkan kata-kata kasar, biasanya saya akan memendam perasaan saya sampai orang itu atau yang lain mengatakan atau melakukan hal kasar lainnya. Akhirnya setelah beberapa saat, ketika tidak tahan lagi, kemarahan saya pun meledak.
Padamkanlah api kemarahan sebelum berkobar di luar kendali.

Mungkin itulah alasan Rasul Paulus mengatakan di Efesus 4:26, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” Memberikan batas waktu pada masalah yang belum tuntas dapat menolong kita mengendalikan kemarahan. Alih-alih memendam kesalahan orang lain, yang dapat berkembang menjadi akar pahit dalam hati, kita dapat meminta Allah untuk menolong kita “menyatakan hal-hal yang benar dengan hati penuh kasih” (Ef. 4:15 BIS).

Apakah Anda sedang bermasalah dengan seseorang? Daripada terus memendamnya, bawalah masalah itu kepada Allah terlebih dahulu. Allah dapat menolong Anda mengendalikan api kemarahan dengan kuasa pengampunan dan kasih-Nya.
Bapa Surgawi, tolong kami agar dapat mengendalikan amarah kami. Kiranya perkataan yang kami ucapkan senantiasa memuliakan-Mu.
Padamkanlah api kemarahan sebelum berkobar di luar kendali.Oleh Linda Washington

WAWASAN:
Salah satu alasan mengapa sulit mengakui kita marah saat orang menyinggung kita adalah karena kita takut akan apa yang dipikirkan orang tentang kita. Namun, mengakui kemarahan dan menyediakan batas waktu untuk membereskan masalah yang ada sangat penting untuk menjaga agar hubungan yang harmonis tetap terjalin. “Menyatakan hal-hal yang benar dengan hati penuh kasih” (Efesus 4:15 BIS) kepada orang yang telah menyinggung kita sangatlah penting, meski itu berarti kita harus melangkah keluar dari zona nyaman kita. Cara menyelesaikan konflik menurut firman Tuhan ini akan menolong kita menjernihkan suasana dan memulihkan hubungan. Menjelaskan kepada pihak yang menyakiti tentang apa yang menyakitkan dan mendengarkan perspektif mereka menjadi dasar untuk membangun hubungan yang sehat. Saat kita melakukannya dengan kasih, yang kita tuju adalah pemulihan. —Dennis Fisher

Sumber : ODB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN TANPA IKATAN

ORANG MUDA SIAP MELAYANI

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN