Artikel

Selamat datang di blog Pemuda GKSBS Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan Palmerah JAMBI Jangan Lupa Share dan Tinggalkan Komentar Terimakasih God Bless and See you
<SELIDIKILAH ALKITAB, HAI KAUM MUDA>



Pemuda Kristen
"Billy, saya tidak punya banyak waktu untuk membaca dan mempelajari Alkitab sebagaimana seharusnya saya lakukan. Banyak hal yang harus saya kerjakan, sehingga menyita banyak perhatian, karena itu saya selalu merasa tidak ada waktu."

Saya telah banyak mendengar keluhan seperti itu dari kaum muda di beberapa bagian dari dunia ini, dan saya selalu menasihati mereka. "Kecuali engkau membaca dan mempelajari Alkitab secara sistematis, maka usahamu bagi Kristus selalu sia-sia."

Seringkali mereka berkata: "Jadi apa saran Bapak bagi kami?"

Inilah beberapa di antaranya. Mudah-mudahan beberapa saran ini dipakai Tuhan untuk menantang Anda supaya lebih giat untuk menyelidiki Alkitab
.
Milikilah sebuah Alkitab yang baik untuk belajar.

Anda perlu memiliki Alkitab yang dapat dibawa ke gereja atau ke mana saja. Namun menurut hemat saya, sebaiknya Anda mempunyai Alkitab yang lebih besar yang dapat Anda pergunakan di kamar atau di meja belajar untuk selalu siap dibaca dan dipelajari. Di samping Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, biasanya diperlukan juga beberapa buku penolong lainnya.
Sediakanlah sebuah buku catatan di samping Anda selama membaca.

Catatlah gagasan atau reaksi yang timbul dari ayat atau bagian tertentu. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mempelajari Alkitab yang semuanya sama baiknya, tetapi janganlah merasa takut untuk menulis pendapat Anda sendiri ketika Anda membaca dan merenungkannya. Dengan demikian, Allah dapat berbicara kepada Anda melalui Firman-Nya.
Belajarlah mempergunakan buku konkordansi. Pergunakanlah sebuah konkordansi. Buku ini sangat berguna dalam menolong Anda mendapatkan ayat-ayat yang mempunyai kata yang sama. Juga, mungkin Anda ingat suatu bagian dari sebuah ayat, tetapi tidak tahu di mana letaknya; Anda dapat menggunakan konkordansi ini untuk mengatasi kesulitan tersebut.
Pakailah buku pokok-pokok isi Alkitab. Selain Alkitab, buku semacam inilah yang banyak saya pergunakan. Saya telah membeli puluhan buku ini dan memberikannya kepada banyak pemimpin. Mereka telah memberi kesaksian bahwa buku itu telah banyak menolong pelayanan mereka. Tidak ada buku lainnya yang lebih menolong saya dalam belajar, selain buku pokok-pokok isi Alkitab ini. Saya telah memberitahukan kegunaan buku ini di muka umum dan menggunakannya setiap hari dalam mempelajari Alkitab dan setiap malam setelah saya selesai berkhotbah. Tujuan buku ini adalah mengajak kita bersama mengenal arti yang luas dan arti menurut judul-judul yang sudah umum dianjurkan Alkitab dalam pokok tertentu.
Bandingkanlah dengan terjemahan lain. Janganlah ragu-ragu untuk memeriksa terjemahan lain selain terjemahan baru. Ada terjemahan lain dalam bahasa Indonesia sehari-hari yang baik. Periksalah juga terjemahan dalam bahasa daerah. Terjemahan- terjemahan ini dapat memberi pengarahan dan kunci bagi ayat-ayat yang Anda gunakan dalam suatu pembahasan pada perkumpulan kaum muda atau persekutuan pemahaman Alkitab. Pekerjaan ini akan menuntut banyak waktu dan usaha tambahan, akan tetapi Anda juga akan memperoleh banyak berkat dalam penyelidikan semacam itu.
Ambillah waktu untuk berdoa pada saat Anda belajar.

Jika Tuhan menunjukkan sesuatu dalam Firman-Nya yang menggugah hati Anda, berhentilah sebentar dan berdoalah untuk mengucapkan terima kasih kepada-Nya atas hal itu.

Jika Anda mendapatkan kesulitan dalam penyelidikan Anda, mintalah petunjuk dan pertolongan-Nya.

Doa merupakan bagian yang penting dari pemahaman Alkitab dan langkah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Hafalkan sebanyak mungkin. Saya tidak segan-segan untuk memuji kebaikan sistem Navigator. Kami menggunakannya untuk membimbing orang yang baru percaya dan hasilnya baik. Ambillah satu atau dua ayat emas dari renungan pagi dan hafallah sepanjang hari itu. Catatlah pada secarik kertas supaya dapat digunakan sewaktu berada di sekolah atau di tempat Anda bekerja. Simpanlah Firman-Nya dalam hati Anda, dan Anda akan diperkaya olehnya.
Sediakan waktu untuk membaca Alkitab.

Tidak mempelajarinya, tetapi hanya membacanya. Duduklah di tempat yang tenang, dan bacalah kira-kira selama satu jam. Bacalah seluruh kitab pada satu kali pembacaan. Renungkanlah bacaan Anda dan sesudah beberapa waktu Anda akan merasa banyak disegarkan.
Bawalah Alkitab Anda sesering mungkin.

Tentu saja termasuk ke sekolah, ke tempat Anda bekerja, dan ke gereja. Suatu kesaksian bagi dunia dan juga memudahkan Anda untuk membacanya jika Anda mendapat kesempatan untuk menceritakannya kepada orang lain tentang Kristus. Juga ingat, bukanlah apa yang Anda katakan yang berarti, tetapi apa yang Alkitab katakan.
Saran terakhir.

Bacalah sebanyak mungkin dalam renungan pribadi setiap hari sesuai dengan keadaan pribadi Anda. Lamanya bacaan itu sepenuhnya bergantung kepada diri Anda sendiri. Jangan sampai kebaktian keluarga menggantikan waktu teduh pribadi Anda dengan Tuhan.
Pada saat Anda belajar, janganlah ragu-ragu untuk mendaftarkan pertanyaan yang timbul dalam pikiran Anda. Bawalah semua pertanyaan itu kepada pendeta. Ia akan menjawabnya dengan senang hati.
Jika pikiran Anda melayang-layang saat belajar, berhentilah sampai Anda dapat memusatkan pikiran lagi. Janganlah membaca satu atau dua pasal tanpa mengerti apa-apa, lalu Anda merasa seolah-olah sudah mempelajari Firman Tuhan untuk hari itu. Lebih baik membaca satu ayat dengan memahaminya daripada membaca satu pasal tanpa memahaminya.
Saya akan mengulang sekali lagi, selidikilah Alkitab Anda! Sungguh kaya isinya! Berkatnya tidak terbatas. Anda tidak akan pernah dapat mencapai kedalamannya dengan sempurna. Sangatlah penting artinya bagi kehidupan rohani Anda, sebagaimana makanan yang diperlukan untuk tubuh jasmani.
Dan hasil pelayanan bagi Kristus itu akan mempunyai hubungan yang erat dengan banyaknya waktu yang Anda pergunakan untuk membaca Alkitab.
Selamat mengerjakan!


< TANTANGAN IMAN REMAJA KRISTEN>


MASALAH-MASALAH UMUM YANG DIHADAPI REMAJA ZAMAN SEKARANG
 Di tengah-tengah globalisasi dunia, anak-anak remaja diperhadapkan dengan permasalahan yang sama di negara mana pun mereka tinggal. Dalam artikel yang ditulis untuk konteks remaja Kristen Amerika ini, kita masih dapat memetik pelajaran berharga untuk kita terapkan dalam pelayanan remaja kita. Ketika anak-anak kita memasuki masa remaja dan dewasa, mereka akan menghadapi tantangan-tantangan perdana atas iman kepercayaan mereka. Mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa orangtua, guru, dan gembala mereka adalah orang biasa yang dapat berbuat salah, bahkan kadang kesalahan yang besar. Kebenaran iman yang dulu diterima anak-anak dengan begitu mudah akan dianggap sebagai mitos naif oleh sebagian banyak orang ketika mereka mulai masuk ke sekolah atau kampus. Mereka mulai melihat bahwa jalan hidup orang Kristen bukanlah sesuatu yang menonjol dan memengaruhi kota, negara, atau dunia mereka. Mereka harus benar-benar mulai menggali apa arti iman yang sesungguhnya bagi hidup mereka. Memperlengkapi Remaja Kunci untuk memperlengkapi para anak muda dengan kecakapan memelihara iman mereka untuk melewati tahap-tahap kehidupan yang tersulit adalah dengan mengajarkan tentang mengasihi dan menghormati orang lain. Kita justru harus memperkuat mereka dengan kekuatan karakter, dan bukan membatasi dan mempersempit pengetahuan dan pengalaman yang bisa mereka capai. Kita harus mendidik mereka untuk menghormati perbedaan di antara manusia, bagaimana mereka hidup dan membuat pilihan-pilihan. Dengan melegalkan pilihan kekristenan, di dunia yang lebih luas yang akan mereka tinggali. Kita tidak perlu takut atau bersembunyi dari pendapat atau cara pandang dunia. Hanya dengan kasih dan hormat terhadap orang lain dan cara pandang mereka kita akan mampu menciptakan kesempatan untuk manjalin ralasi. Menghormati kepercayaan orang lain adalah menghormati hak kita sendiri untuk memercayai apa yang tak terlihat. Kita harus memperlengkapi anak muda dengan kekuatan karakter untuk menjadi orang yang berbeda. Bagaimana caranya membawa kekuatan ini ke dalam hidup mereka? Dengan membantu mereka memiliki pengertian penuh akan pilihan iman. Mereka harus mengerti bahwa pilihan ini adalah masalah pribadi dan mereka bertanggung jawab dengan hal itu. Kita harus memberitahu mereka bahwa iman adalah perihal memercayai dan bukan mengetahui. Dengan kepercayaan yang benar di dalam Allah mereka akan merasakan kedamaian dan kekuatan. Kita harus mengajar mereka bahwa keyakinan mereka akan diuji. Akan ada saatnya mereka melipat tangan dan berlutut untuk berdoa, dan merasa benar-benar sendiri. Mereka tidak tahu apakah Allah tetap mau mendengarkan. Mereka akan ditantang untuk tetap bertahan dalam iman. Kita harus mengajarkan bahwa keyakinan mereka akan berubah saat mereka semakin tua. Seperti kita yang belajar tentang diri kita sendiri, Allah dan iman kita, segala sesuatu berubah. Satu-satunya cara agar iman mereka bertahan saat mereka bertambah besar dan berubah adalah dengan memiliki dasar kasih dalam perbuatan nyata. Apabila kita mengajarkan sesuatu tanpa dasar kasih, dijamin iman anak-anak kita akan hancur. Kecerdasan, pengabdian diri, semangat besar, dan kreativitas tidak bisa menguatkan jiwa anak-anak kita. Kita harus menolong mereka untuk memperoleh pemahaman iman, kasih, dan hormat. Saat dedikasi tidak disertai kasih dan pengertian kita akan menemukan bencana. Kita banyak menemukan hal-hal semacam ini dalam keluarga Kristen. Bahkan, kita menemukan masalah yang sama saat kita melihat kembali ke kehidupan rasul Paulus. Paulus dulunya adalah seorang pemburu dan pembunuh orang-orang Kristen hingga Allah membuat matanya buta untuk sementara. Apakah kita harus membenci Saulus dan mengasihi Paulus? Bagaimana kita bisa mengajarkan sebaliknya? Seperti Abraham, kita harus bersedia mengurbankan anak-anak kita untuk iman kita. Hanya dengan menyatakan iman dalam perbuatan, kita bisa menunjukkan iman yang benar kepada anak-anak kita. Jika kita menyimpan ketakutan dan kebencian pada dunia dan orang lain, iman kita dinyatakan. Jika kita melihat dunia dan hidup di dalamnya dengan kasih, keberanian, dan hormat, iman kita menjadi nyata. Allahlah yang bertanggung jawab dan kasih adalah pesannya. Jika kita bertindak sebaliknya kita mengajarkan yang sebaliknya juga. Hal yang indah adalah bahwa satu-satunya cara untuk mengajarkan sesuatu tentang iman ialah dengan memilikinya. Tidak ada ajaran "lakukan seperti yang aku katakan bukan seperti apa yang aku lakukan". Jika kita mencoba menerapkan hal ini dalam keyakinan dan iman, remaja akan mengenal kita sebagai orang-orang munafik dan agama hanyalah sebuah dongeng yang idealis. Tapi, masalahnya hal ini sering terjadi. Dalam 1 Korintus 13 kita menemukan nasihat tentang kasih. Meskipun diberi angka "sial", 13, di sini kita melihat Kasih itu melebihi segala sesuatu yang lain. Kemampuan untuk mengasihi seseorang tidak mudah. Kita harus menemukan Kristus di mata setiap orang. Yohanes 3:16 mulai dengan "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini." Kristus telah mengalahkan masalah dosa. Kita harus berusaha mengajarkan kepada anak-anak kita untuk melihat Kristus dan Kasih dunia bukanlah dosa dan pemisahan. Dalam Yohanes 13:34 kita diberi perintah untuk mengasihi. Seorang remaja yang dipersiapkan dengan baik untuk memasuki masa dewasa akan memiliki pemahaman kasih yang dalam, keyakinan yang kuat dan keberanian iman, dan penghormatan yang utuh terhadap orang lain. Sebagai orangtua, guru, dan gembala Kristen kita harus ingat rasa takut yang kita kalahkan di depan anak-anak kita memperlihatkan kurangnya iman kita kepada Tuhan dan kepada mereka. Kita harus memberikan teladan iman yang kuat untuk menguatkan mereka dalam menjalani kehidupan yang luar biasa yang Tuhan tawarkan. Kita harus mengarahkan mereka untuk melihat penyataan Allah dan Kasih yang terbesar dalam diri mereka. Jika kita memperlengkapi remaja-remaja kita dengan pemahaman akan kasih Allah dan iman mereka yang benar, ketika mereka berada seorang diri di kelas, ruang tunggu, kantor polisi, atau rumah sakit itu tidak menjadi soal. Mereka sudah memiliki dasar kuat untuk menjalani hidup. Dalam Roma 12:13 kita menemukan sebuah nasihat untuk terus mengasihi semua orang, termasuk orang yang tidak mengasihi kita.

TELAGA PERGOLAKAN ROHANI REMAJA (II)

 Masa remaja adalah masa pergolakan. Salah satu pergolakan yang kerap dialami remaja adalah pergolakan rohani. Dalam pergolakan rohaninya, remaja mulai menolak nilai-nilai yang tadinya mereka percayai. Berikut akan dipaparkan enam penyebab pergolakan ini dan tanggapan yang sebaiknya diberikan orangtua. Pada masa remaja, anak akan:
 1. mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan melihat jauh ke depan.
 2. berada pada posisi labil akibat perubahan fisik dan hormonal sehingga rawan mengambil keputusan secara impulsif.
 3. mengembangkan kemandirian dan salah satu bentuknya adalah memiliki pemikiran dan pendapat sendiri.
 4. memasuki sebuah dunia yang jauh lebih kompleks dan terekspos kepada pelbagai keyakinan rohani dan moral yang lain. 
5. berhadapan dengan godaan dosa dalam volume yang tinggi sekaligus dituntut untuk bertahan dalam kehendak Tuhan.
 6. berpapasan dengan ketidaksempurnaan dan ketidakkonsistenan.

 1. Pada masa remaja anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan melihat jauh ke depan. Lewat kemampuannya berpikir abstrak, remaja mulai mempertanyakan hal-hal yang ia alami atau lihat. Jika sebelumnya semua dilihat dan diterima tanpa pertanyaan, sekarang dengan kemampuannya berpikir abstrak, remaja mulai mempertanyakan hal-hal yang ia anggap tidak masuk akal. Pada masa inilah mungkin remaja melihat ketidakadilan di dalam dunia dan mengaitkannya dengan keadilan Tuhan. Ia mulai bertanya, jika Tuhan ada, mengapakah Ia membiarkan ketidakadilan terus merajalela? Sebagai orangtua, kita mungkin terkejut mendengar pertanyaannya. Kita mungkin mengira bahwa anak remaja kita telah murtad dan meninggalkan imannya. Semua reaksi orangtua ini sebenarnya wajar- wajar saja sebab keluar dari hati yang takut akan Tuhan dan dari keinginan melihat anak terus setia mengikut Kristus. Walaupun demikian, ada baiknya kita berusaha keras menahan emosi marah. Sedapatnya, janganlah ketus menuduh anak murtad atau malah dikuasai Iblis. Sebaliknya, dengan sikap lembut, berupayalah menjawab pertanyaan anak selogis mungkin. Ingat, pada tahap pertumbuhannya ini, remaja mulai berpikir abstrak dan ini berarti ia bergantung penuh pada pengunaan daya nalarnya.

 2. Pada masa remaja anak berada pada posisi labil akibat perubahan fisik dan hormonal sehingga rawan mengambil keputusan secara impulsif, tanpa berpikir panjang. Tidak jarang, remaja memutuskan untuk melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya sehingga mereka akhirnya jatuh ke dalam dosa. Kejatuhan ini membuatnya enggan untuk dekat dengan Tuhan dan mendorongnya untuk hidup terpisah dari Tuhan. Contoh: seorang remaja yang mulai terlibat dalam pornografi dan bergumul dengan kekudusan memiliki kemungkinan besar pergumulan ini membuatnya merasa diri kotor dan tidak layak untuk datang ke hadirat Tuhan. Akhirnya, remaja memilih untuk menjauh dari persekutuan dan ibadah. Sebagai orangtua, kita harus peka dengan pergumulan remaja melawan dosa. Kita mesti menunjukkan bahwa kita mengerti betapa sulitnya mempertahankan kekudusan. Kita dapat menyampaikan kepadanya bahwa kita pun pernah melewati masa pergumulan yang serupa dan mengakui bahwa tidak selalu kita berhasil menang melawan godaan. Kita mungkin dapat membagikan kepadanya bahwa ada momen-momen di dalam hidup ini yang dapat membuat kita tergoda untuk menyerah dan mengambil sikap putus asa. Kita pun dapat membacakan pergumulan Paulus yang diceritakan di Roma 7:15, "Sebab apa yang aku perbuat aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat." Atau Musa yang tidak menaati perintah Tuhan di Meriba, Daud yang jatuh ke dalam dosa perzinahan dan pembunuhan, dan Petrus yang jatuh ke dalam dosa dusta dan ketidaksetiaan. Semua adalah anak Tuhan yang berusaha mengikut Tuhan, namun di dalam perjalanan mereka ada kalanya anak Tuhan pun jatuh. Yang terpenting adalah kita mau mengakui dosa, bangkit, dan berjalan kembali.

 3. Pada masa remaja anak mengembangkan kemandirian dan salah satu bentuknya adalah memiliki pemikiran dan pendapat sendiri. Salah satu karakteristik kedewasaan adalah kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri, tanpa harus tunduk pada kehendak orang. Sebagai seorang anak yang tengah berjalan menuju ke arah kedewasaan, ia pun akan mulai mempraktikkan kemandiriannya dalam pengambilan keputusan. Dalam kaitannya dengan hal rohani, pada akhirnya remaja harus membuat iman kepercayaan orangtuanya sebagai milik pribadinya. Bila pada masa lampau ia hanya mengikuti pengarahan orangtuanya, sekarang ia harus menempuh sebuah perjalanan rohani sehingga ia dapat tiba pada kesimpulannya sendiri. Singkat kata, iman orangtua harus menjadi imannya sendiri. Itu sebabnya kita harus membimbing sekaligus memberinya ruang untuk menggumulkan imannya sendiri. Iman yang tidak pernah dimilikinya sendiri pada akhirnya akan menjadi iman yang tidak bisa berdiri sendiri. Apabila pada masa kecilnya kita telah menanamkan firman Tuhan pada dirinya, maka pada masa remaja, firman Tuhan akan terus bersemayam di hatinya. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)

 4. Pada masa remaja anak memasuki sebuah dunia yang jauh lebih kompleks dan terekspos kepada pelbagai keyakinan rohani dan moral yang lain. Teman-temannya tidak lagi seiman dengannya, dan kalau pun seiman, ada yang memiliki nilai moral yang berbeda. Tidak bisa tidak, semua ini akan memberi pengaruh pada pertumbuhan iman seorang remaja. Ia pun mulai mempertanyakan kebenaran iman kristiani yang tadinya dipeluknya tanpa ragu. Itu sebabnya, pada masa ini remaja kerap bertanya tentang keyakinan rohani lainnya, karena memang ia ingin tahu tentang kebenaran. Sebagai orangtua, kita mesti menyikapi pertanyaan ini dengan bijak dan penuh pengertian. Terus paparkanlah apa yang dikatakan oleh firman Tuhan tanpa harus menyerang dan menjelek-jelekan keyakinan lainnya. Sikap keras terhadap keyakinan lain hanyalah berdampak buruk. Pertama, ia akan merendahkan orang yang berkeyakinan lain, dan jika ini terjadi ia tidak akan dapat mengasihi mereka. Kedua, ia justru berbalik dan marah kepada kita, orangtuanya, oleh karena ia merasa kita terlalu menghakimi. Ingatlah bahwa pada dasarnya kita tengah membicarakan tentang teman-temannya yang dinilainya baik. Itu sebabnya komentar kita yang mendiskreditkan mereka tanpa mengenalnya -- selain dari landasan keyakinan yang berbeda -- akan membuatnya mengecap kita sebagai orang yang tidak baik.

 5. Pada masa remaja anak harus berhadapan dengan godaan dosa dalam volume yang tinggi sekaligus dituntut untuk bertahan dalam kehendak Tuhan. Tidak bisa tidak, hal ini akan menimbulkan ketegangan yang kuat. Di tengah tarik-menarik ini remaja akan bergerak ke ekstrem kanan dan kiri: kadang teguh namun kadang lemah. Sekurangnya ada tiga reaksi remaja terhadap dosa: a. melawannya, b. menyerah namun mengakui keberdosaan manusia, dan c. melabelkan dosa sebagai bukan dosa. Adakalanya, remaja berhasil melawan. Kadang, ia gagal dan menyerah. Namun terkadang, daripada mengakui kekalahannya, ia justru mendistorsi realita dan perintah Tuhan, serta mengganggap perbuatannya tidak berdosa. Nah, pada waktu ia mendistorsi firman Tuhan inilah remaja biasanya bersitegang dengan kita. Ia melawan dan menuduh kita "mau menang sendiri" dan mempertanyakan dasar kita mendefinisikan sesuatu itu dosa atau tidak. Pada dasarnya, ia tengah berupaya membenarkan tindakannya supaya ia dapat terus berkubang di dalam dosa. Sebagai orangtua kita mesti berdiri di atas firman Tuhan dan tidak menuruti pikirannya jika memang ia keliru. Namun, kita pun mesti sabar dan lembut dalam menyikapi pemberontakannya. Kita harus menyampaikan kepadanya bahwa kita mengerti pergumulannya dan akan terus mendoakannya. Kita harus mengatakan dengan jelas bahwa walaupun pada kenyataannya manusia tidak bisa hidup sesuai dengan firman Tuhan, itu tidak berarti kita boleh menurunkan standar Tuhan. Doronglah ia untuk mengakui keterbatasannya dan memohon pengampunan Tuhan. Ajaklah ia untuk terus berusaha, kendati susah.

 6. Pada masa remaja anak harus berpapasan dengan ketidaksempurnaan dan ketidakkonsistenan. Mungkin remaja melihat tindakan orangtua yang tidak sesuai dengan perkataan mereka; atau, mungkin remaja mendengar atau mengetahui kasus kejatuhan pembina rohaninya. Semua ini berpotensi melemahkan iman kepercayaannya. Bagi remaja, kegagalan panutan rohaninya dapat berarti kegagalan iman kristiani. Tidak heran ada sejumlah remaja yang akhirnya meninggalkan iman kristiani dan hanya melandaskan kehidupan rohaninya pada doktrin, "yang terpenting adalah berbuat baik." Sebagai orangtua, jangan kita membela diri tatkala telah menghidupi hidup yang tidak konsisten dengan ajaran Kristus. Akuilah kegagalan kita sendiri tanpa perlu merasa defensif. Yang terpenting adalah bertobat dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Jikalau ini menyangkut ketidakkonsistenan pembina rohaninya, akuilah dan jangan mencoba menutupinya. Tindakan menutup-nutupi hanyalah akan memperbesar ketidakpuasannya. Tuhan Yesus berkata, "Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?" (Lukas 14:34). Memang sewaktu seorang pembina rohani jatuh, itu sama dengan garam yang telah menjadi tawar dan membuat hati remaja menjadi tawar. Tidak ada lagi keinginan untuk hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan; sewaktu mendengar orang berkata-kata tentang Tuhan maka reaksi awal mereka kemudian adalah tidak ingin menggubrisnya. Mereka mengalami disilusi (pembuyaran ilusi) dan kecewa. Sungguhpun demikian ingatkanlah remaja tersebut bahwa kita hidup untuk Kristus, jadi kita semua harus terus memandang-Nya, bukan orang lain.


< MENJADI ANAK MUDA YANG BERDAMPAK>



Anak-anak muda Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang sangat tinggi dan tanggung jawab yang besar. Setiap mereka memiliki sense of destiny yang Tuhan percayakan atas mereka. Sebagaimana dalam merebut kemerdekaan Indonesia, anak-anak muda memiliki peranan yang sangat besar dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Namun sayangnya saat ini, banyak dari mereka bagaikan sebuah kekuatan yang sedang tertidur. Untuk memastikan terealisasinya agenda Sorga dalam hidup anak-anak muda maka kekuatan yang sedang tertidur itu harus dibangkitkan kembali. Dalam usia yang masih muda, mereka harus dapat menjadi teladan yang membawa dampak bagi lingkungan dan menjadi inspirasi bagi bangsa ini. Kitab 1 Timotius 4:12-13 mengatakan : “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”. Ayat tersebut mendorong sekaligus mengajarkan bahwa meskipun masih berada di usia yang muda, kita bisa mencapai kedewasaan roh. Tujuannya adalah supaya Tuhan dapat memakai hidup kita secara luar biasa untuk menjadi teladan dalam hal keperkasaan roh (Strong in the Spirit), memiliki konsep berpikir yang tajam (Sharp in Mind), memiliki kedewasaan di dalam karakter, karakter yang matang (Mature in Character), dan memiliki kehidupan yang kudus (Holy in the Body).
Daniel adalah gambaran seorang anak muda yang memiliki hal-hal tersebut sehingga dia dapat membawa dampak bagi sebuah bangsa. (Daniel 1:1-9)
MEMILIKI KEKUATAN ROH (STRONG IN THE SPIRIT)
Adalah sebuah kepastian akan sebuah jati diri sehingga kita tidak mudah terombang-ambing oleh trend dunia. Anak muda yang berjati diri, tidak lagi memiliki krisis identitas dan tidak mudah menjadi galau! Belajarlah hidup di dalam kemerdekaan di dalam roh agar memiliki keperkasaan roh, maka emosimu pun tidak akan mudah terombang-ambing. Adalah sebuah kesempatan dari Tuhan bagi kaum muda untuk hidup dalam kebenaran, sehingga engkau bisa diposisikan Tuhan menjadi anak muda yang perkasa, memiliki Roh yang Kudus dan menjadi generasi yang bersih (Clean Generation) bagi Indonesia. Memiliki keperkasaan di dalam roh akan membuat engkau dengan mudah terhubung dengan perkara Ilahi dan dimensi roh Nya, sehingga engkau dapat memiliki sifat (nature) Ilahi.
Efesus 3:14-15 – Nature Ilahi (Sifat dasar Tuhan) Ketika Tuhan mengubah Abram menjadi Abraham, ada perubahan sifat dasar dalam diri Abram yang lahiriah/manusiawi, menjadi Abraham yang rohani. Perubahan dari suatu yang natural menjadi supranatural ! Untuk itu, agar anak muda dapat memiliki keperkasaan di dalam roh, mereka harus mengenal siapa jati dirinya di dalam Kristus yaitu menjadi serupa dengan Kristus.
KONSEP BERPIKIR YANG TAJAM (SHARP IN MIND)

Keperkasaan di dalam roh, akan memungkinkan kita memiliki ketajaman dalam berpikir dan berkreasi secara unggul. Di dalam kitab, Keluaran 31:1-5 – Tuhan akan memberikan keahlian, kemampuan dan potensi yang belum pernah muncul (excellent multitalent & charisma) pada anak muda yang terus mengasah dirinya di dalam keperkasaan roh dan urapan Roh Kudus. Mereka dipromosikan Tuhan menjadi anak-anak muda yang terbaik. Anak muda yangsudah dipersiapkan Tuhan untuk menyelesaikan rencana dan agenda Tuhan yang luar biasa dahsyat dapat melebihi orang-orang dewasa. Setiap langkah ketaatan akan membuat kita melangkah dalam tangga promosi, teruslah mendengarkan dan taatlah selalu pada Dia! Berpikirlah ke depan, dan langkahkan kakimu! Janganlah mengingat masa lalu, tetapi tanggalkan itu! Berubahlah, karena Tuhan menghendaki anak muda bermetamorfosis dalam akal budi yaitu pemahaman atau pengertian, imajinasi, dan keinginan atau kecenderungan hati, “Janganlah engkau menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah di dalam pembaharuan budimu”

KARAKTER YANG MATANG (MATURE IN CHARACTER)

Matius 3:14-16, Tuhan sedang mempersiapkan panggung/ podium dari generasi ke generasi. Tujuannya adalah agar generasi akhir zaman ini bisa memerankan peranan mereka dengan maksimal untuk memanifestasikan Kristus di atas muka bumi ini.

Tuhan menghendaki untuk anak muda memiliki sikap hati yang taat mutlak dan akurat di segala aspek kehidupan mereka terhadap arahan Roh Kudus. Itulah kunci dari sebuah kematangan karakter (Mature in Character).

Generasi yang bersih laksana air yang berada di puncak gunung, mengalir turun dan menjadi sungai bagi kehidupan orang-orang. Jika air sungai itu bersih, maka seluruh kota akan sehat, namun apabila sungai yang kotor akan mencemari orang-orang sehingga mereka menjadi bermasalah dalam mendengar suara Tuhan dan melihat rencana serta rancangan Tuhan. Maka tidak ada lagi keperkasaan di dalam roh!

1 Kor 2:10-12 & Efesus 4:21-24, Allah adalah Roh, Ia selalu menyampaikan pesan-Nya melalui Roh Kudus dalam bentuk dimensi rohani. Untuk itu penting sekali bagi anak muda untuk menjaga rohnya tetap bersih sehingga dapat menangkap firman Tuhan yang akan terus memberi arahan kepada mereka.

Tuhan dapat memposisikan anak muda sebagai seorang pemimpin di komunitas yang memiliki kualitas hidup dan sikap (attitude) yang berbeda. Anak muda yang memiliki kematangan di dalam karakternya, tidak akan mengalami kegoncangan, tidak hidup berdasarkan emosi, dan tahu mana yang baik dan yang jahat.
KEHIDUPAN YANG KUDUS (HOLY IN THE BODY)

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Di dalam Alkitab versi King James, dituliskan “Keep your heart”, jagalah hatimu dengan cara mewaspadai dari apa yang ada atau muncul di pikiran imajinasimu.

Para pemuda harus memastikan diri untuk memiliki tubuh jasmani dan rohani yang bersih. Jagalah kekudusan, kesucian, kemurnian, dan ketulusan di dalam hati, pikiran dan tubuh sehingga tidak “bercacat”. Jauhilah segala pencemaran terhadap tubuh, roh dan jiwa.

Keempat hal diatas, merupakan sifat-sifat dasar yang harus dimiliki oleh anak muda. Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa fondasi dari kempat sifat-sifat ilahi di atas adalah keperkasaan di dalam roh dan bergaul karib dengan Tuhan.

Jadilah anak muda yang dipakai Tuhan secara luar biasa untuk menyelesaikan apa yang menjadi rencana dan kehendakNya di atas muka bumi ini. Jadilah Tanda dan Alamat, inspirasi bagi bangsa-bangsa!

Salam pergerakan! Jadilah generasi muda yang berbeda !

Asius Rhico A
Redaksi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN TANPA IKATAN

ORANG MUDA SIAP MELAYANI

CIRI-CIRI ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN